Friday, February 27, 2015

Penanganan Lahan Sempit dengan Hidroponik

Hidroponik

Dahulu ketika berbicara tentang bercocok tanam, maka yang selalu terbayang adalah luas/bentuk lahan yang akan digunakan untuk usaha tersebut. Yang timbul dalam ingatan adalah bagaimana lelahnya mengolah lahan, kotornya badan  terkena lumpur atau tanah. Belum lagi legamnya badan karena terkena sinar matahari. Waah..pokoknya serba beratlah.
Bebarapa saat yang lalu saya mengunjungi anak saya yang meneruskan kuliahnya di Bogor. Saya dibawa berkeliling, mengunjungi tempat-tempat rekreasi dan mengunjungi mall yang dekat dengan KRB, Botani's Square mall. 
Di mall ini kami hanya singgah sebentar, melihat-lihat pakaian yang kebetulan sedang discount. Diantara banyaknya pakaian yang terpajang, ternyata ada juga baju yang cocok untuk anak-anak saya baik dari harga, kualitas maupun modelnya. 

Selanjutnya kami meneruskan penelusuran ke toko buku Gramedia. Wah..banyak buku-buku terbitan terbaru. Saya penuh dengan pertimbangan ketika memutuskan untuk memilih buku yang mana yang dibeli. Mau beli semua pilihan, tentunya mustahil, mengingat terbatasnya duit. Diantara buku yang saya beli terdapat dua buku mengenai Hidroponik.
Hidroponik merupakan salah satu cara berbudidaya di lahan yang sempit. Hal ini tentunya sangat cocok diterapkan di kota-kota besar yang mempunyai lahan yang sempit. Dengan hidroponik ini sayuran merupakan pilihan yang tepat untuk dijadikan pilihan komoditi yang akan dibudidayakan.
 
Hidroponik adalah budidaya tanpa tanah. dapat dilakukan dalam skala hobi maupun bisnis.
Media yang digunakan diantaranya air, vermikulit, pecahan genteng, pasir dan sekam padi bakar.
Wadahnya dapat berupa barang bekas yaitu botol minuman dan gelas minuman dan rockwool, talang pancuran juga bisa digunakan sebagai wadah bagi yang mempunyai modal cukup besar.
Dengan semakin berkembangnya budidaya secara hidroponik ini maka permintaan akan sayuran hidroponik semakin meningkat. Pemilihan komoditas ini kalau dapat yang bernilai jual tinggi.
Adapun pasaran yang biasa di capai adalah pasar swalayan, pasar lokal,rumah sakit, hotel, restoran dan cafe.



Sayuran hasil hidroponik ini mempunyai nilai jual yang cukup tinggi dibandingkan dengan sayuran dengan budidaya konvensional.
Adapun sistim pemupukannya adalah dengan sistem hembusan, tetes, irigasi pasif  dan pasang surut.
Jadi dengan sistem hidroponik ini, tataletaknya dapat dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat dijadikan sebagai penghias sudut halaman yang selama ini tidak pernah dimanfaatkan.
Semoga dengan semakin berkembangnya teknologi budidaya lahan yang sempit yang terdapat di kota-kota besar dapat dimanfaatkan untuk sekedar memenuhi hobi maupun kebutuhan rumah tangga.
tetapi jika diusahakan dalam skala bisnis, maka hasilnya dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan yang menjanjikan.

No comments:

Post a Comment